DAMPAK MENJAMURNYA BUAH IMPOR DI PASARAN INDONESIA
Oleh Akhmad Syahrul Fahmi
A. Buah Impor
Buah impor adalah segala buah yang yang berasal dari luar negeri yang didistribusikan dan diperdagangkan di dalam negeri. Buah impor yang biasanya beredar, mayoritas adalah buah yang diimpor dari tiongkok, kemudian Amerika, dan India. Indonesia merupakan salah satu pusat asal persebaran dan keragaman buah tropika. Tidak kurang dari 329 jenis buah-buahan dapat ditemukan di Indonesia. Lahan di Indonesia juga sangat mencukupi untuk menghasilkan buah dan sumber pangan. Meskipun keragaman jenis buah-buahan di Indonesia tergolong tertinggi di dunia, namun ironinya buah-buahan impor banyak membanjiri pasar domestik.
B. Dampak Negatif Menjamurnya Buah Impor
Buah yang diimpor dari luar negeri tentunya menimbulkan beberapa dampak. Walaupun di satu sisi menjamurnya buah impor memberi beberapa manfaat dan keuntunga pada pihak tertentu, tetepi buah impor juga mempunyai beberapa dampak negatif, baik bagi diri sendiri, masyarakat ataupun negara. Dampak negatif menjamurnya buah impor meliputi dampak negatif di bidang ekonomi, kesehatan, sosial dan politik.
1. Dampak Negatif Menjamurnya Buah Impor di Bidang Ekonomi
Indonesia adalah negara berkembang, yang sebenarnya adalah negara terbelakang, yang secara halus disebut sebagai negara berkembang. Penggolongan itu tentu berdadsarkan keadaan ekonomi. Bisa disebut Indonesia dijajah secara halus yaitu dijajah secara ekonomi. Lewat buah impor, secara tidak disadari perekonomian menjadi terganggu, baik perekonomian pada negara ataupun pada petani dan pedagang buah komoditas lokal. Perekonomian negara ikut bermasalah karena mengalami defisit devisa secara perlahan-lahan, baik karena arus masuk buah impor dan yang secara tidak langsung, yaitu karena komoditas lokal menjadi kurang diminati. Akibatnya arus uang dalam negeri menjadi terhambat, sedangkan arus uang menjadi berkembang pada pihak importir.
2. Dampak negatif buah impor di bidang kesehatan
Buah impor didatangkan dari luar negeri yang waktu perjalanlanannya bisa ber minggu minggu jika ditempuh dangan kapal laut. Untuk untuk menghindari pembusukan buah di tengah-tengah perjalanan tentunya dilakukan berbagai cara untuk mengawetkan barang atau buah yang diimpor yang diantaranya adalah dengan pemberian zat kimia, pengawet, dan pelapisan dengan lilin. Cara itu tentunya tidak sehat bagi tubuh, karana zat kimia akan masuk dan terakumulasi di dalam tubuh. Tujuan dari pelapisan lilin adalah agar buah yang di ekspor tahan selama berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai dua tahun. Dalam lilin itu juga ditambahkan fungisida agar buah tidak berjamur.
Hasil dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa fungisida yang biasa ditambahkan adalah jenis fincocillin yang bersifat anti-androgenic yang sama sifatnya seperti DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane). Anti-androgenic ini, katanya, menimbulkan efek mandul pada serangga. Dari berbagai penelitian, orang yang mengonsumsi pangan yang mengandung residu pestisida, walaupun dalam kandungan yang rendah tenyata mampu menyebabkan demaskulinisasi. Hal ini bisa mengganggu perkembangan organ reproduksinya. Dampak lain dari pestisida adalah pada anak-anak. Ia mengemukakan, banyak anak yang baru minum ASI (air susu ibu) saja bisa keracunan DDT, akibat sang ibu mengkonsumsi sayur dan buah yang terpapar pestisida. Hal ini dapat mengganggu perkembangan mental dan kognitif anak. Kemudian beberapa risiko penyakit juga dimungkinkan berkembang pada anak yang dilahirkan dari ibunya yang terpapar pestisida, seperti penyakit leukemia dan termasuk autis.
3. Dampak Negatif Menjamurnya Buah Impor di Bidang Sosial dan Politik
Dampak negatif menjamurnya buah impor secara sosial adalah dampak pada masyarakat. Masyarakat pada kebanyakan mempunyai presepsi bahwa buah impor lebih baik dari buah lokal. Presepsi ini mengakibatkan berkurangnya minat masyarakat terhadap buah lokal, dan menurunnya mental para petani.
Sedangkan dampak politiknya adalah pada pemerintah dan oknum-oknum tertentu yang berkecimpung di bidang ekspor-impor. Yaitu suatu oknum yang memanfaatkan momentum impor buah, khususnya. Dan mengenai politik tentang perubahan peraturan tentang ekspor impor, dan perumusan kebijakan fiskal negara.
C. Penyebab Menjamurnnya Buah Impor di Pasaran Indonesia
Menjamurnya buah impor di pasaran nasional disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Arus globalisasi merupakan faktor eksternal yang menjadi penyebab pertama kegiatan impor, dan menjadi faktor persoalan ini sulit diatasi. Salah satunya adalah membludaknya buah impor ke dalam negeri, terutama di pasar-pasar modern.
Kemudian faktor internal yang menjadi penyebabnya yaitu karena sebagian buah impor tidak dapat ditanam di Indonesia. Ada berbagai jenis buah yang memang tidak dapat ditanam di negara kita berkaitan dengan tanah dan iklim yang tidak cocok. Misalnya adalah buah pear, kurma, dan kiwi. Jadi buah-buahan impor memang masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan buah yang terus melonjak dan karena kita tahu manfaat buah tersebut untuk kesehatan. Tetapi kini, ada banyak buah impor yang sebenarnya dapat tumbuh di Indonesia, hanya saja impor ini masih dilakukan karena kita masih bergantung dengan negara lain dan juga karena petani kita masih belum bisa memenuhi permintaan dalam negeri, seperti buah apel, jeruk, mangga, jambu, dan masih banyak lagi.
Yang berikutnya yaitu, karena harga buah impor bisa jadi jauh lebih murah dibandingan buah lokal. Ditambah lagi dengan adanya perubahan perilaku konsumen yang semakin menyukai produk impor., karena harga buah impor yang semakin murah dan mudah didapatkan. Hal ini menujukkan kurang berpihaknya kebijakan fiskal terhadap buah lokal Indonesia.Selain itu, Indonesia tidak memiliki perkebunan buah nasional, melainkan skala kecil yangdikelola petani, sehingga tidak bisa dihitung dalam hektare seperti negara lain. Padahal konsumsi buah di dalam negeri termasuk tinggi, mencapai 18,5 juta ton per tahun.
D.Upaya Mengatasi Menjamurnya Buah Impor
Dalam mengatasi menjamurnya pasaran buah impor yang pertama adalah dari pemerintah. Yaitu dengan cara pemerintah memberlakukan kuota terhadap banyaknya jumlah buah impor yang masuk ke pasaran. Kedua adalah dengan sistem proteksi terhadap buah komoditas lokal. Untuk mewujudkan itu maka produksi buah dalam negeri harus ditingkatkan.
Ada berbagai jenis buah yang memang tidak dapat ditanam di negara kita berkaitan dengan tanah dan iklim yang tidak cocok. Misalnya adalah buah pear, kurma, dan kiwi. Jadi buah-buahan impor memang masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan buah yang terus melonjak dan karena kita tahu manfaat buah tersebut untuk kesehatan. Tetapi kini, ada banyak buah impor yang sebenarnya dapat tumbuh di Indonesia, hanya saja impor ini masih dilakukan karena kita masih bergantung dengan negara lain dan juga karena petani kita masih belum bisa memenuhi permintaan dalam negeri, seperti buah apel, jeruk, mangga, jambu, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, maka sektor produksi dalam negeri harus ditingkatkan untuk setidaknya mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan buah impor.
Sebenarnya, buah lokal juga tidak kalah dengan buah impor dari segi kualitas dan rasa, hanya saja konsumen sekarang ini cenderung untuk membeli buah dengan harga yang lebih murah dibandingkan buah lokal yang biasanya harganya sedikit mahal. Jadi, semuanya kini bergantung kepada kebijaksanaan pemerintah dan petani dalam menyediakan kebutuhan buah dalam negeri setelah konsumen tahu tentang kelebihan dan kekurangan buah lokal dibandingkan buah impor.
DAFTAR PUSTAKA
Observasi lingkungan
http://reiyslbs.wordpress.com/2013/04/07/pro-dan-kontra-tentang-larangan-impor-indonesia-terhadap-beberapa-produk-holtikultura/